Laptop lemot harus ganti apa sering menjadi pertanyaan pertama ketika performa laptop mulai menurun. Banyak pengguna mengira laptop mereka harus langsung diganti, padahal sering kali cukup mengganti beberapa komponen tertentu agar kembali cepat. Dalam artikel ini kami membahas delapan hardware penting yang paling berdampak terhadap kecepatan laptop, mulai dari penyimpanan, RAM, kipas, hingga komponen motherboard. Penjelasannya dibuat runtut agar kamu bisa menentukan upgrade mana yang paling tepat untuk kondisi laptopmu.
1. Ganti HDD ke SSD untuk Lonjakan Kecepatan Instan
Jika laptop terasa sangat lambat saat dinyalakan, membuka aplikasi, atau memindahkan file, besar kemungkinan penyebabnya adalah penggunaan HDD (Hard Disk Drive). HDD bekerja dengan piringan mekanik yang bergerak, sehingga jauh lebih lambat daripada SSD (Solid State Drive) yang sudah menggunakan chip memori seperti flash storage.
Dengan mengganti HDD ke SSD, waktu booting bisa turun dari 2 menit menjadi hanya 10–15 detik. Aplikasi juga akan terbuka instan, bahkan laptop lama bisa terasa seperti baru. SSD yang umum digunakan ada dua jenis: SATA SSD dan NVMe SSD. Jika laptop kamu mendukung NVMe, kecepatannya bisa 5–7 kali lebih cepat dibanding HDD.
Upgrade ini tidak akan mengubah data jika kamu melakukan proses cloning. Namun, untuk hasil terbaik disarankan juga melakukan clean install Windows agar performa benar-benar segar.
2. Tambah RAM agar Multitasking Lebih Lancar
RAM adalah komponen penyimpanan sementara yang digunakan untuk menjalankan aplikasi. Jika laptop kamu sering hang saat membuka beberapa tab browser, menjalankan aplikasi berat, atau melakukan editing ringan, kemungkinan besar RAM sudah terlalu penuh.
Untuk penggunaan umum, minimal RAM ideal adalah 8 GB. Laptop entry-level yang masih menggunakan 4 GB RAM sangat rentan lemot, terutama Windows 10 dan Windows 11 yang membutuhkan sistem memori lebih besar. Jika laptop kamu digunakan untuk editing, programming, atau multitasking berat, pertimbangkan upgrade ke 16 GB.
Sebelum mengganti RAM, pastikan kompatibilitas: apakah laptop menggunakan DDR3, DDR4, atau DDR5, serta cek maksimal kapasitas yang didukung motherboard.
3. Ganti Thermal Paste untuk Mengatasi Overheat
Banyak pengguna tidak menyadari bahwa laptop lemot sering disebabkan oleh suhu tinggi. Ketika prosesor terlalu panas, sistem akan mengurangi kecepatan CPU dan GPU untuk mencegah kerusakan, fenomena ini disebut thermal throttling. Akibatnya, laptop terasa berat meskipun tidak banyak aplikasi yang berjalan.
Thermal paste adalah pasta penghantar panas yang menghubungkan prosesor ke heatsink. Jika pasta sudah mengering, panas tidak tersalurkan dengan baik. Mengganti thermal paste dengan kualitas tinggi seperti Arctic MX-4 atau Noctua NT-H1 bisa menurunkan suhu 5–15°C dan mengembalikan performa CPU.
Jika CPU kamu mencapai suhu 90°C atau lebih saat digunakan, mengganti thermal paste adalah solusi yang sangat direkomendasikan.
4. Ganti atau Bersihkan Kipas Pendingin
Kipas laptop yang sudah melemah, macet, atau penuh debu dapat menyebabkan pendinginan tidak optimal sehingga laptop melambat. Laptop yang sering mati tiba-tiba juga dapat disebabkan oleh kipas yang gagal menjaga suhu.
Bersihkan kipas secara berkala menggunakan kuas lembut atau blower. Jika kipas mengeluarkan suara berisik atau bergetar keras, itu tanda bahwa bearing sudah rusak dan kipas perlu diganti.
Pada beberapa model laptop, kipas rusak bisa membuat laptop tidak bisa menyala sama sekali karena sistem mendeteksi potensi overheat. Jadi, memperbaiki kipas merupakan langkah penting untuk menjaga performa jangka panjang.
5. Ganti Baterai Jika Sudah Drop dan Tidak Stabil
Baterai yang rusak dapat menyebabkan laptop berjalan tidak stabil. Pada beberapa model, performa CPU otomatis diturunkan ketika baterai drop untuk menghemat daya. Akibatnya, laptop terasa lemot meskipun adaptor terhubung.
Jika baterai kamu cepat habis atau laptop tiba-tiba mati di bawah 40%, besar kemungkinan baterai sudah perlu diganti. Gunakan baterai original atau OEM berkualitas agar tidak menimbulkan risiko seperti overheat atau korsleting.
Selain itu, laptop dengan baterai rusak kadang tidak bisa masuk ke mode performa tinggi, membuat proses kerja sehari-hari lebih lambat dari biasanya.
6. Ganti Modul WiFi jika Internet Sangat Lambat
Banyak yang tidak sadar bahwa internet lambat bisa membuat laptop terkesan lemot. Bukan hanya tergantung koneksi WiFi rumah, modul WiFi laptop juga mempengaruhi performa browsing dan loading aplikasi berbasis cloud.
Jika modul WiFi laptop kamu masih menggunakan standar lama seperti Wireless N, sebaiknya ditingkatkan ke WiFi AC atau WiFi AX (WiFi 6). Upgrade ini mempercepat streaming, update Windows, download software, hingga penggunaan cloud storage.
Pada beberapa laptop, modul WiFi sudah berintegrasi dengan Bluetooth. Jika Bluetooth sering bermasalah, mengganti modul WiFi juga bisa memperbaiki keduanya sekaligus.
7. Ganti Motherboard Jika Ada Kerusakan Berat
Pada kasus tertentu, laptop lemot bisa disebabkan oleh masalah di motherboard, seperti chipset rusak, jalur power bermasalah, atau komponen VRM melemah. Ini mungkin terjadi pada laptop yang mengalami panas berlebih dalam jangka panjang, terkena cairan, atau mengalami konsleting.
Motherboard yang rusak tidak selalu membuat laptop mati total—kadang hanya menyebabkan performa CPU dibatasi. Efeknya, laptop terasa berat bahkan untuk membuka aplikasi ringan.
Meskipun mahal, penggantian motherboard bisa menjadi solusi ketika CPU atau GPU yang terintegrasi mengalami kerusakan yang tidak bisa diperbaiki secara lokal.
8. Ganti Kabel Fleksibel Jika Layar Lambat Merespon
Kabel fleksibel menghubungkan layar ke motherboard. Jika kabel ini mulai rusak atau tertekuk, tampilan layar bisa berkedip, delay, atau bahkan menimbulkan input lambat. Beberapa pengguna mengira laptop lemot, padahal layar sebenarnya yang terlambat merespon sinyal gambar.
Kabel fleksibel yang aus sering terjadi pada laptop yang sering dibuka tutup. Menggantinya cukup terjangkau dan bisa memberikan perbedaan besar pada kenyamanan penggunaan.
Hal Lainnya tentang Laptop Lemot
Penyebab Tambahan yang Sering Terjadi
- File sistem rusak akibat update gagal
- Windows tidak pernah di-reset selama bertahun-tahun
- Malware yang menguras resource CPU
- Drive sistem terlalu penuh
- Thermal throttling berat karena debu dan panas
Perkiraan Biaya dan Risiko Perbaikan Sendiri
Kamu bisa melakukan beberapa upgrade sendiri, tetapi ada risiko. Berikut gambaran biayanya:
- Ganti HDD ke SSD: Rp400.000 – Rp900.000
- Tambahan RAM 8 GB: Rp300.000 – Rp600.000
- Ganti thermal paste: Rp50.000 – Rp150.000
- Ganti kipas: Rp100.000 – Rp350.000
- Ganti baterai: Rp250.000 – Rp600.000
Risiko: salah pasang RAM, klip patah, short circuit, atau kerusakan kabel fleksibel. Jika kamu ragu, lebih baik serahkan pada teknisi berpengalaman.
Perkiraan Biaya Servis di EngineerTech
Berikut estimasi biaya servis yang lebih rendah dibanding rata-rata pasar:
| Jenis Upgrade | Harga Pasar | Harga EngineerTech |
|---|---|---|
| Upgrade SSD | Rp600.000 – Rp900.000 | Mulai Rp550.000 |
| Upgrade RAM | Rp350.000 – Rp650.000 | Mulai Rp300.000 |
| Ganti thermal paste | Rp300.000 – Rp450.000 | Mulai Rp250.000 |
| Ganti baterai | Rp300.000 – Rp700.000 | Mulai Rp250.000 |
Catatan: harga bisa berubah sesuai tipe laptop dan komponen. EngineerTech selalu memberi tahu estimasi sebelum pengerjaan.
Tips Agar Laptop Tidak Lemot Lagi
- Hindari multitasking berat jika RAM kecil
- Selalu sisakan 20–30% ruang kosong di drive C
- Bersihkan ventilasi tiap 3–6 bulan
- Gunakan charger original agar daya stabil
- Update driver dan Windows secara rutin
Atasi Laptop Lemot bersama EngineerTech
Jika kamu bingung menentukan bagian mana yang harus diganti, datang langsung ke EngineerTech terdekat di kota kamu. Tim kami akan membantu mendiagnosis apakah laptopmu butuh SSD, RAM tambahan, penggantian kipas, atau perawatan lainnya. Jika kamu sedang sibuk, layanan antar-jemput tersedia di beberapa cabang. Kamu juga bisa klik tombol Estimasi Biaya di kanan atas atau hubungi teknisi melalui WhatsApp di kanan bawah.
Kesimpulan
Laptop lemot harus ganti apa bisa dijawab dengan melihat kondisi perangkat. Komponen seperti SSD, RAM, thermal paste, kipas, dan baterai sangat berpengaruh terhadap performa. Dengan upgrade yang tepat, laptop kamu bisa kembali cepat tanpa perlu membeli perangkat baru. Lakukan perawatan rutin agar performanya tetap optimal dalam jangka panjang.

























